MAKALAH
CEDERA OLAHRAGA
MAKALAH
CEDERA OLAHRAGA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
BANDA ACEH
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Cedera atau luka
adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang dikarenakan suatu
paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi.
Cedera adalah suatu
akibat daripada gaya-gaya yang bekerja pada tubuh atau sebagian daripada tubuh
dimana melampaui kemampuan tubuh untuk mengatasinya, gaya-gaya ini bisa
berlangsung dengan cepat atau jangka lama.
Cedera sering dialami oleh seorang atlit, seperti
cedera goresan, robek pada ligamen, atau patah tulang karena terjatuh. Cedera
tersebut biasanya memerlukan pertolongan yang profesional dengan segera.
Cara yang lebih efektif
dalam mengatasi cedera adalah dengan memahami beberapa jenis cedera dan
mengenali bagaimana tubuh kita memberikan respon terhadap cedera tersebut.
Juga, akan dapat untuk memahami tubuh kita, sehingga dapat mengetahui apa yang
harus dilakukan untuk mencegah terjadinya cedera, bagaimana mendeteksi suatu
cedera agar tidak terjadi parah, bagaimana mengobatinya dan kapan meminta
pengobatan secara profesional (memeriksakan diri ke dokter).
BAB II
MASALAH
Cedera Olah Raga adalah
cedera pada sistem otot dan rangka tubuh yang disebabkan oleh kegiatan olah
raga. Cedera Olahraga adalah rasa sakit yang ditimbulkan karena olahraga,
sehingga dapat menimbulkan cacat, luka dan rusak pada otot atau sendi serta
bagian lain dari tubuh.
Cedera olahraga jika
tidak ditangani dengan cepat dan benar dapat mengakibatkan gangguan atau
keterbatasan fisik. Bahkan bagi atlit cedera ini bisa berarti istirahat yang
cukup lama dan mungkin harus meninggalkan sama sekali hobi dan profesinya. Oleh
sebab itu dalam penaganan cedera olahraga harus dilakukan secara tim yang
multidisipliner.
Jenis-jenis cedera olah
raga:
a. Cedera tulang
,contoh: patah tulang kering atau tulang telapak kaki pada pelari jarak jauh,
disebut juga fatigue fracture.
b. Cedera
otot,Contoh: robekan otot yang sering terjadi pada otot paha bagian depan
(sering terjadi pada sepak bola), atau otot betis (sering terjadi
pada tennis)
c. Cedera
sendi ,Contoh: pengikat sendi (ligamen) yang teregang berlebihan atau bahkan
putus yang mengakibatkan sendi yang terkena menjadi tidak stabil
Yang harus dilakukan bila
terjadi cedera olah raga:
a. Pertolongan
pertama pada cedera olah raga bertujuan untuk meminimalkan pembengkakan
jaringan, dilakukan dengan cara sebagai berikut:
b. Kompres
es pada area yang cedera selama 15-20 menit (jangan lebih), dapat diulang
3-4x/hari.
c. Membalut
area yang cedera dengan bahan yang elastis, seperti elastic verband
d. Posisikan
area yang cedera lebih tinggi dari letak jantung
e. Istirahatkan
bagian tubuh yang cedera untuk sementara
f. Hubungi
dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi/Spesialis Ortopedi terdekat.
BAB III
PEMECAHAN MASALAH
1.Macam-macam cidera
olahraga
a) Sprain (keseleo)
Sprain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada ligament
(jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang
memberikan stabilitas sendi. Kerusakan yang parah pada ligament atau kapsul
sendi dapat menyebabkan ketidakstabilan pada sendi. Gejalanya dapat berupa
nyeri, inflamasi/peradangan, dan pada beberapa kasus, ketidakmampuan
menggerakkan tungkai.
Sprain atau keseleo
adalah jenis cedera yang paling sering dialami oleh para pemain sepak bola,
Untuk menghindari keseleo, diperlukan pemanasan yang cukup dan stretching yang
tepat bisa mencegah terjadinya cedera tersebut (Hardianto Wibowo 1995: 22).
Berikut ini adalah
tingkatan cedera sprain:
a. Sprain
Tingkat I
Pada cedera ini terdapat
sedikit hematoma dalam ligamentum dan hanya beberapa serabut yang putus. Cedera
menimbulkan rasa nyeri tekan, pembengkatan dan rasa sakit pada daerah tersebut.
cedera pada tingkat ini cukut diberikan istirahat saja karena akan sembuh
dengan sendirinya
b. Sprain
Tingkat II
Pada cedera ini lebih
banyak serabut dari ligamentum yang putus, tetapi lebih separuh serabut
ligamentum yang utuh. Cedera menimbulkan rasa sakit, nyeri tekan, pembengkakan,
efusi, (cairan yang keluar) dan biasanya tidak dapat menggerakkan persendian
tersebut. kita harus membrikan tindakan imobilisasi (suatu tindakan yang
diberikan agar bagian yang cedera tidak dapat digerakan) dengan cara balut
tekan, spalk maupun gibs.
c. Sprain Tingkat III
Pada cedera ini seluruh
ligamentum putus, sehinnga kedua ujungya terpisah. Persendian yang bersangkutan
merasa sangat sakit, terdapat darah dalam persendian, pembekakan, tidak dapat
bergerak seperti biasa, dan terdapat gerakan–gerakan yang abnormal. Cedera
tingkat ini harus dibawa ke rumah sakit untuk dioperasi namun harus diberi
pertolongan pertama terlebih dahulu.
b) Strain.Strain
adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada struktur
muskulo-tendinous (otot dan tendon). Jenis cedera ini terjadi akibat otot
tertarik pada arah yang salah, kontraksi otot yang berlebihan atau ketika
terjadi kontraksi, otot belum siap. Strains sering terjadi pada bagian groin
muscles (otot pada kunci paha), hamstrings (otot paha bagian bawah), dan otot
quadriceps. Cedera tertarik otot betis juga kerap terjadi pada para pemain
bola. Fleksibilitas otot yang baik bisa menghindarkan diri dari cedera macam
ini. Kuncinya dalah selalu melakukan stretching setelah melakukan pemanasan,
terutama pada bagian otot-otot yang rentan tersebut (Hardianto Wibowo 1995:
22).
Pengobatan sprain dan
strain adalah terapi, yang dilakukan adalah reset atau
istirahat, mendinginkan area cidera, copression atau balut bagian yang cidera,
elevasi atau meninggikan, membebaskan diri dari beban. Jika nyeri dan bengkak
berkurang selama 48 jam setelah cidera, gerakkan persendian
tulang ke seluruh arah. Hindari tekanan pada daerah cidera sampai nyeri hilang
(biasanya 7-10 hari untuk cidera ringan dan 3-5 minggu untuk cidera berat),
gunakan tongkat penopang ketika berjalan bila dibutuhkan.
Menurut Hardianto Wibowo
(1995: 16), Cidera derajat I biasanya sembuh dengan cepat dengan pemberian
istirahat, es, kompresi dan elevasi (RICE). Terapi latihan dapat
membantu mengembalikan kekuatan dan fleksibilitas. Cidera derajat II terapinya
sama hanya saja ditambah dengan immobilisasi pada daerah yang cidera.. Kunci
dari penyembuhan adalah evaluasi dini dengan professional medis.
c) Knee
Injuries Adalah cidera yang terjadi karena adanya paksaan dari tendon.
Saat mengalami cidera ini akan merasakan nyeri tepat dibawah mangkuk lutut
setelah melakukan latihan olahraga. Rasa sakit itu disebabkan oleh gerakan
melompat, menerjang maupun melompat dan turun kembali.
Ada beberapa jenis cedera
lutut yang umum dialami oleh pemain bola, yaitu cedera pada medial
collateral ligament, meniscus, dan anterior cruciate ligament,
baik itu sobek pada jaringan, maupun putusnya jaringan tersebut.
d) Compartment
Syndrome.Para atlet pada umumnya sering mengalami permasalahan (gangguan rasa
nyeri atau sakit) yang terjadi pada kaki bawah (meliputi daerah antara lutut
dan pergelangan kaki). Terkadang rasa sakit/nyeri tersebut terjadi karena
adanya suatu sindrom kompartemen
Diagnosa terhadap sindrom
terhadap sindrom tersebut dilakukan dengan cara perkiraan,
karena pola karakteristik
(gejala) dan rasa sakit tersebut dan ukuran-ukuran tekanan kompartemennya.
Diantara beberapa penyakit yang menyertai sindrom ini dapat diatasi dengan
pembedahan (operasi).
e) Shin
Splints.Istilah shin aplints kadang-kadang digunakan untuk menggambarkan adanya
rasa sakit (cidera pada kaki bagian bawah yang seringkali terjadi terjadi
akibat melakukan berbagai aktivitas olahraga, termasuk olahraga lari. Shin
splints ada 2 jenis yaitu; a). Anterior Shin Splints, yaitu rasa sakit yang terjadi
pada bagian depan (anterior) dari tulang gares (tibia). B) Posterior Shin
Splints, rasa sakit tersebut terasa pada bagian dalam (medial) kaki pada tulang
tibia
Shin splints disebabkan
oleh adanya robekan sangat kecil pada otot-otot kaki bagian bawah yang
berhubungan erat dengan tulang gares. Pertama-tama akan mengalami rasa sakit
yang menarik-narik setelah melakukan lari. Anterior shin splints disebabkan
oleh adanya ketidakseimbangan otot kaki.
f) Achilles
Tendon Injuries.Cedera pada tendon achilles ini menempati peringkat
pertama yang sering terjadi pada atlet dan paling sulit untuk
merawat/menyembuhkannya. Cedera tersebut berkisar dari tendinitis ringan sampai
pada pemutusan tendon yang parah. Kunci dari diagnosa tahap-tahap cidera ini
adalah pengenalan pada tanda-tanda dan gejala-gejala yang terjadi.
g) Fractures.Cedera
seperti ini dialami apabila pemain yang bersangkutan mengalami benturan dengan
pemain lain atau sesuatu yang keras. Cedera fractures tidak hanya terjadi pada
bagian kaki macam tulang paha, tulang kering, tulang selangkangan, atau tulang
telapak kaki, tapi juga kerap terjadi pada lengan, bahu, hingga pergelangan
tangan. Untuk menghindari cedera macam ini, penggunaan pelindung sangat
dianjurkan untuk meminimalisir patah atau retak tulang. Kasus Wayne Rooney
merupakan salah satu contoh cedera fractures yang cukup membuat pusing Alex
Fergusson.
Setiap tulang yang
mendapatkan tekanan terus-menerus diluar kapasitasnya dapat mengalami keretakan
(stress fracture). Kelemahan pada struktur tulang sering terjadi pada atlet
ski, jogging, berbagai atlet lari, dan pendaki gunung maupun para tentara,
mengalami march fracture.
Macam-macam patah tulang:
• Patah tulang terbuka
dimana fragmen (pecahan) tulang melukai kulit diatasnya dan tulang keluar.
• Patah tulang tertutup
dimana fragmen (pecahan) tulang tidak menembus permukaan kulit.
Penanganan patah tulang yang dilakukan menurut Hardianto Wibowo (1995:28) sebagai berikut: olahragawan tidak boleh melanjutkan pertandingan.
Penanganan patah tulang yang dilakukan menurut Hardianto Wibowo (1995:28) sebagai berikut: olahragawan tidak boleh melanjutkan pertandingan.
2.Cidera Pada Cabang
Olahraga Sepak Bola:
A. Cedera
Ringan yang dimaksud dengan cedera ringan adalah cedera dimana si pemain masih
dapat melanjutkan permainannya misalnya :
· Luka
lecet
· Strain
dan strain tingkat Satu
· Kram
otot
· Memar
otot (kontusio)
B. Cedera
Berat (dimana si pemain tidak dapat melanjutkan permainnnanya.
· Cedera
pada kepala : gegar otak atau cedera yang menimbulkan pingsan dan tidak sadar,
pendarahan yang sukar dihentikan, patah tulang hidung
· Cedera
pada lutut : kontusio,robekan ligamen, robekan otot, dislokasi patella, robekan
meniskus.
· Cedera
pada pergelangan kaki : patah tulang malleolus medialis tibia , dislokasi
talokruralis , haermarthrose.
3.Faktor Penyebab Cidera:
A. Latihan
Yang Berlebihan , Ini bisa terjadi jika anda memaksa diri untuk berlatih di
luar batas kemampuan diri anda, berlatihlah sesuai dengan kemampuan anda, anda
harus tahu batas kemampuan tubuh anda sendiri.
B. Ketidak
Seimbangan ,Otot Ini bisa terjadi jika salah satu otot lebih kuat daripada otot
lain yang melakukan fungsi yang berlawanan misalnya selain melatih otot Biceps
(Lengan Atas Depan) kita juga harus melatih otot Triceps (Lengan Atas
Belakang), agar kekuatan otot lengan kita berimbang
C. Kurangnya
Pemanasan ,Pemanasan sebelum berolahraga sangat penting, karena ini
membantu untuk kita menjadi tidak kaku/ menambah flexibilitas sehingga bisa
terhindar dari cedera.
D. Metode
Latihan Yang Salah,Metode latihan yang salah merupakan penyebab paling sering dari
cedera pada otot dan sendi. Penderita tidak memberikan waktu pemulihan yang
cukup setelah melakukan olah raga atau tidak berhenti berlatih ketika timbul
nyeri. Setiap kali otot tertekan oleh aktivitas yang intensif, latihan berat,
hari berikutnya beristirahat atau melakukan latihan ringan. Hanya perenang yang
bisa melakukan latihan yang berat dan ringan setiap hari tanpa mengalami
cedera. Kemungkinan daya ampung dari air membantu melindungi otot dan sendi
para perenang.
E. Kelainan
Struktural, Kelainanan struktural atau anatomi tubuh anda yang
dapat memberikan stress tambahan, misalnya kelainan otot, tulang, sendi dll.
Ini bisa karena bawaan dari lahir
Kelainan struktural bisa menyebabkan seseorang lebih peka terhadap cedera olah raga karena adanya tekanan yang tidak semestinya pada bagian tubuh tertentu. Misalnya, jika panjang kedua tungkai tidak sama, maka pinggul dan lutut pada tungkai yang lebih panjang akan mendapatkan tekanan yang lebih besar.
Kelainan struktural bisa menyebabkan seseorang lebih peka terhadap cedera olah raga karena adanya tekanan yang tidak semestinya pada bagian tubuh tertentu. Misalnya, jika panjang kedua tungkai tidak sama, maka pinggul dan lutut pada tungkai yang lebih panjang akan mendapatkan tekanan yang lebih besar.
F. Kelemahan
Otot, Tendon & Ligamen, Jika mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada
kekuatan alaminya, maka otot, tendon dan ligamen akan mengalami robekan. Tulang
yang rapuh karena osteoporosis mudah mengalami patah tulang (fraktkur).
4.Persentasi Cidera Yang
Banyak Cidera
5.Pencegahan dan Penanggulangan
Cidera
1.Cedera lutut
Sekitar 55 persen cedera
akibat aktivitas olahraga berupa cedera lutut. Cedera ini termasuk satu dari 40
kasus bedah ortopedi. Terbanyak terjadi pada sendi dan tulang rawan (retak),
termasuk sakit dan nyeri yang terkait dengan tempurung lutut. Risiko tinggi
terjadi pada pelari, perenang, step aerobic, pesepakbola, pebasket, pevoli, dan
atlet cabang atletik. Ini karena lutut menjadi tumpuan, sehingga berpotensi
terkena arthritis..
2. Cedera bahu
2. Cedera bahu
Sebanyak 20 persen cedera
karena olahraga terjadi pada bahu, termasuk akibat salah posisi, salah urat,
dan ketegangan otot. Penyebabnya, aktivitas berlebih dan gerakan yang salah di
daerah bahu sehingga mengenai tendon (urat). Gejalanya nyeri, kaku pada bahu,
otot terkilir, hingga tulang retak.
Pencegahan: Untuk
olahraga yang rentan benturan (misalnya bisbol) gunakan pelindung khusus.
3. Cedera otot pergelangan kaki
3. Cedera otot pergelangan kaki
Banyak terjadi pada
pesebakbola, pemain hoki, pebasket, dan pevoli karena gerakan seperti melompat,
berlari, dan berhenti mendadak menyebabkan tendon terjepit.
Pencegahan: Perkuat pergelangan kaki dengan naik turun tangga atau olahraga sejenisnya. Memakai pelindung kaki tidak menjamin keselamatan, tapi meminimalkan risiko.
Pencegahan: Perkuat pergelangan kaki dengan naik turun tangga atau olahraga sejenisnya. Memakai pelindung kaki tidak menjamin keselamatan, tapi meminimalkan risiko.
4. Otot tertarik
Tidak melakukan pemanasan
cukup, kelelahan otot, dan otot lemah, adalah beberapa sebabnya. Lari, joging,
basket, dan sepakbola, adalah contoh olahraga paling potensial menimbulkan
cedera ini.
Pencegahan: Latihan
peregangan yang cukup sebelum dan sesudah berolahraga. Hindari berlatih saat tubuh
Anda terasa lelah. Jangan berolahraga dulu sebelum Anda benar-benar pulih
pascacedera, untuk menghindari cedera lebih berat.
5. Sakit punggung bagian bawah
Banyak dialami oleh orang
yang duduk terlalu lama dan penderita obesitas. Rentan pula dialami pelari,
pebalap sepeda, pegolf, petenis, dan pebisbol.
Pencegahan: Lakukan pemanasan sebelum, selama, dan sesudah berolahraga. Gerakan meluruskan punggung dengan menarik perlahan kedua tangan ke atas dan menekuk punggung ke samping.
Pencegahan: Lakukan pemanasan sebelum, selama, dan sesudah berolahraga. Gerakan meluruskan punggung dengan menarik perlahan kedua tangan ke atas dan menekuk punggung ke samping.
6. Cedera tulang kering
Biasa menyerang pemula,
yang berambisi ingin meningkatkan tahap latihan. Memakai alas kaki yang tidak
sesuai dengan aktivitas. Termasuk melompat dan berlari di landasan yang keras.
Pencegahan: Pakailah alas kaki yang tepat, berlatih secara bertahap, peregangan, dan tidak berlebihan.
7. Cedera paha
Pencegahan: Pakailah alas kaki yang tepat, berlatih secara bertahap, peregangan, dan tidak berlebihan.
7. Cedera paha
Sepakbola, hoki, basket,
olahraga dengan raket, dan voli. Selain daerah paha terasa nyeri yang sangat,
juga terjadi pembengkakan pada otot paha.
Pencegahan: Peregangan sebelum berlatih, berlatih dengan intensitas bertahap, latihan menguatkan daerah kaki terutama paha.
Pencegahan: Peregangan sebelum berlatih, berlatih dengan intensitas bertahap, latihan menguatkan daerah kaki terutama paha.
8. Gegar otak
Cedera kategori berat
akibat benturan. Gejalanya yaitu kehilangan kesadaran, sakit kepala hebat,
amnesia,
Pencegahan: Perlindungan
memakai helm tidak menjaminan aman untuk kepala. Jika mengalami benturan,
segera cari pertolongan medis.
9. Salah urat
Cedera ini timbul karena
salah gerak atau kelelahan pada tendon karena aktivitas berlebih. Paling banyak
dialami pelari karena gerakan lari dan lompat.
Pencegahan: Peregangan cukup dan hindari gerakan menarik otot secara tiba-tiba dan memaksa. Jika cedera terjadi, jangan tergesa berlatih kembali sebelum kondisi benar-benar pulih.
Pencegahan: Peregangan cukup dan hindari gerakan menarik otot secara tiba-tiba dan memaksa. Jika cedera terjadi, jangan tergesa berlatih kembali sebelum kondisi benar-benar pulih.
KESIMPULAN
Cedera adalah suatu
akibat daripada gaya-gaya yang bekerja pada tubuh atau sebagian daripada tubuh
dimana melampaui kemampuan tubuh untuk mengatasinya, gaya-gaya ini bisa
berlangsung dengan cepat atau jangka lama
Cedera sering dialami
oleh seorang atlit, seperti cedera goresan, robek pada ligamen, atau patah
tulang karena terjatuh. Cedera tersebut biasanya memerlukan pertolongan yang
profesional dengan segera. Banyak sekali permasalahan yang dialami oleh atlit
olahraga, tidak terkecuali dengan sindrom ini. Sindrom ini bermula dari adanya
suatu kekuatan abnormal dalam level yang rendah atau ringan, namun berlangsung
secara berulang-ulang dalam jangka waktu lama. Jenis cedera ini terkadang
memberikan respon yang baik bagi pengobatan sendiri
Cedera Olahraga adalah
rasa sakit yang ditimbulkan karena olahraga, sehingga dapat menimbulkan cacat,
luka dan rusak pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Hardianto Wibowo, dr.
1995. Pencegahan dan Petatalaksanaan Cedera Olahraga. Cetakan 1. EGC.
Peterson, L, Renstrom, P.
1996. Sport Injuries. CIBA.
Komentar
Posting Komentar